Pemerintah telah resmi memulai Proyek Ekosistem Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi yang berlokasi di kawasan Artha Industrial Hills (AIH), Kabupaten Karawang, Jawa Barat, pada Minggu (29/6/2025).
1. Ciptakan Lapangan Kerja
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia memprediksi proyek ini menciptakan 8.000 lapangan kerja langsung dan sekitar 35.000 pekerjaan tidak langsung.
Dia menyebut multiplier effect terhadap perekonomian nasional diperkirakan mencapai USD40 miliar per tahun.
"Ini bukan angka kecil. Dan ini setiap tahun ketika harganya naik, itu naik lagi," ujarnya.
Dia menyatakan proyek senilai USD5,9 miliar atau setara Rp95,5 triliun ini ditargetkan mampu memproduksi hingga 15 gigawatt baterai kendaraan listrik.
"Untuk di lokasi ini, kita resmikan area ground breaking 15 gigawatt. 15 gigawatt ini sama dengan kalau kita konversi ke mobil, baterai mobil, itu kurang lebih sekitar 250.000 sampai 300.000 mobil," ungkap Bahlil.
2. Hasil Kolaborasi
Lebih lanjut Bahlil menjelaskan proyek ini merupakan hasil kolaborasi antara Indonesia dan China, khususnya dengan perusahaan Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL), produsen baterai kendaraan listrik terbesar di dunia.
Bahlil menambahkan, dalam struktur proyek tersebut, BUMN Indonesia menguasai 51 persen saham, termasuk melalui PT Aneka Tambang (Antam) di sektor hulu, HPAL (High Pressure Acid Leaching), dan smelter.
Untuk lini precursor, katoda, hingga baterai sel, kepemilikan Indonesia minimal mencapai 30 persen dan ada potensi peningkatan kepemilikan lebih kuas di masa depan.
"Dan atas arahan Bapak Presiden kemarin untuk kita bangun tidak hanya baterai mobil, tapi juga baterai untuk mengisi listrik dalam mempergunakan solar panel. Dan kemarin sudah kita bicarakan, dan insyaallah mereka bersedia untuk kita kembangkan agar semua produk ada dalam negeri," pungkasnya.
TEBAK SKOR GRATIS BERHADIAH UANG 1.5 JUTA RUPIAH , KLIK DISINI !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar