Hampir 1.000 penerbangan dibatalkan di Prancis pada Jumat, setengahnya di bandara Nice.
Lebih dari 500.000 orang dilaporkan terdampak aksi pemogokan petugas pengatur lalu lintas udara di Prancis yang melibatkan 272 karyawan industri penerbangan tersebut. Demikian kata Menteri Transportasi Philippe Tabarot pada Jumat (4/7) waktu setempat.
"Ini tidak dapat diterima. Kemarin dan hari ini, tindakan 272 orang tersebut berdampak pada lebih dari 500.000 orang. Ini juga akan menyebabkan kesulitan keuangan bagi maskapai penerbangan, baik maskapai Prancis maupun asing, karena pemogokan tersebut sangat mahal akibatnya," ujar Tabarot kepada lembaga penyiaran Europe 1.
Tabarot mengkritik para pengendali lalu lintas udara yang melakukan pemogokan, dengan mengklaim bahwa gaji mereka telah dinaikkan sebesar 7 persen tahun lalu, sementara jam kerja mereka adalah 32 jam sepekan, dan usia pensiun mereka adalah 59 tahun.
Hampir 1.000 penerbangan dibatalkan di Prancis pada Jumat, setengahnya di bandara Nice, 40 persen di bandara Paris, dan 30 persen di bandara di Lyon, Marseille, Montpellier, Ajaccio, Bastia, Calvi, dan Figari karena pemogokan yang sedang berlangsung. Pada Kamis (3/7), 933 penerbangan lainnya dibatalkan.
Tabarot pada Kamis mengungkapkan bahwa kerugian yang terkait dengan pemogokan bagi maskapai penerbangan, termasuk maskapai utama negara itu, Air France, dapat mencapai jutaan euro.
Tuntutan Karyawan
Dua serikat pengendali lalu lintas udara Prancis, USAC-CGT dan UNSA-ICNA, yang mewakili 33 persen karyawan industri tersebut, menyerukan aksi pemogokan tersebut.
Para serikat pekerja tersebut menuntut kondisi kerja yang lebih baik bagi karyawan, serta diakhirinya kekurangan staf struktural dan 'manajemen yang beracun'.
TEBAK SKOR GRATIS BERHADIAH UANG 1.5 JUTA RUPIAH , KLIK DISINI !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar