Agam Rinjani berbagi cerita mengenai ketenarannya setelah ikut dalam evakuasi Juliana Marins, bule Brazil yang jatuh di Gunung Rinjani.
Warga Brazil bahkan membuka donasi untuk Agam yang menghasilkan miliaran rupiah.
Kepada Denny Sumargo, Agam mengungkap uang donasi tersebut digunakannya untuk membeli peralatan penyelamat.
Juliana Marins dilaporkan jatuh sekitar 600 meter dari jalur utama saat mendaki Gunung Rinjani. Agam menjelaskan bahwa kondisi medannya sangat ekstrem—tebing hampir vertikal dan jalur yang sangat sempit
Upaya Evakuasi Ekstrem
Agam, bersama tim relawan dan porter, menuruni tebing curam menggunakan teknik tali tali-temali profesional. Mereka harus melewati area berbatu dan licin. Terdengar bahwa cuaca dan visibilitas memburuk, membuat jarak siksa fisik dan mental pun meningkat .
Malam di Pinggir Jurang
Karena medan yang terlalu berbahaya untuk langsung mengevakuasi, Agam dan rekannya tinggal semalam di tepi jurang—di kegelapan, kedinginan, dan risiko longsor tinggi . Mereka berupaya menjaga kondisi jenazah sambil menunggu bantuan alat atau cuaca membaik.
Bawa Tubuh ke Lokasi Evakuasi
Setelah melewati malam panjang, mereka mulai mengangkat jenazah Juliana naik perlahan ke atas. Proses ini sangat berat; menggunakan alat improvisasi dan keahlian tim SAR. Agam menyebut mereka “mengangkut jenazah seperti balok berat” menuju pos aman.
Agam menyuarakan hormat dan duka mendalam atas tragedi tersebut. Ia juga mengungkapkan bahwa situasi "tidak manusiawi" karena ekstremitas medan dan keterbatasan peralatan.
Sempat muncul perasaan bersalah—bahwa meski sudah berusaha keras, hasilnya adalah kematian Juliana yang menurutnya “terlambat tertolong.”
Pentingnya kesiapan operasional: Agam menegaskan bahwa jalur pendakian sekelas Rinjani memerlukan peralatan SAR memadai—tali, jangkar, sampai evakuasi vertikal profesional.
Risiko porter & relawan: Mereka juga berisiko besar. Cerita ini menggarisbawahi dedikasi relawan, tapi juga memberi pelajaran tentang keselamatan mereka.
Akses udara: Keterbatasan helikopter karena cuaca buruk menurunkan kecepatan penyelamatan, sebuah sorotan penting untuk evaluasi protokol respons.
Dalam podcast itu, Agam Rinjani memberi gambaran nyata tentang pahit, kerasnya evakuasi di tebing curam setinggi 600 m. Ia memuji kerja sama tim, tetapi juga mengakui banyak pelajaran yang seharusnya diambil—mulai dari kesiapsiagaan alat hingga manajemen krisis SAR di kawasan pegunungan Indonesia.
TEBAK SKOR GRATIS BERHADIAH UANG 1.5 JUTA RUPIAH , KLIK DISINI !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar